Freitag, 5. Dezember 2008

KEBENARAN MENURUT EDITH STEIN


Menurut Edith Stein kebenaran itu tidak hanya menyangkut keagungan teori pengenalan yang hendak menentramkan hati manusia dari kehausan akan pengetahuan, melainkan sebuah pengalaman eksistensial dimana kemampuan berpikir dan pencarian makna hidup dipadukan menjadi pengalaman akan Allah.
Percaya akan Allah dan cita-cita akan pengetahuan / pengertian bagi Edith Stein bukan merupakan hal yang bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan ungkapan bersama yang menjadi sikap dasar filsafat. Kebenaran yang diperoleh dalam filsafat akan menjadi pengalaman akan Allah dalam praksis moral dan menembus seluruh hidup sebagai otentisitas atau keaslian.

Dalam doanya Edith Stein mengungkapkan kebenaran yang diyakininya sebagai berikut:

Hidupku adalah sebuah pencarian akan kebenaran,
dalam hal kecil dan besar.
Sedih hatiku, bila kebenaran dari aneka macam hal tertutup bagiku,
bila mereka menipu dan membohongiku.
Terluka diriku, bila seorang mengatakan sebuah kata padaku dan tidak jujur pada maksud yang sebenarnya.
Kecewa hatiku, bila seorang memberikan sebuah senyuman padaku seperti sebuah tembok yang dilaburi, dan tidak ada sesuatupun di baliknya selain kegelapan.
Betapa peka diriku, bila aku mengharapkan kebenaran dan aneka macam hal dari setiap orang.
Dan aku?
Apakah aku memberi jawaban yang sesuai dengan harapanku?
Menderitakah aku bersama orang lain, bila aku telah melukai kebenaran?
Berusahakah aku untuk bertindak jujur untuk menemukan jawaban yang paling baik?
Betapa sering aku membatasi kebenaran pada pandanganku,
Aku akan menjadi keras dan tidak adil.
Tuhan,
patahkanlah belenggu-belengguku,
berilah aku nafas pencarian yang kuat,
yang mengundang orang pada kebenaran.

Keine Kommentare: